Senin, 04 April 2011

Energi nuklir mulai dikembangkan pada tahun 1940-an oleh Amerika Serikat guna memenangkan Perang Dunia II. Penggunaan energi nuklir didasarkan dari persamaan Einstein (E=mc2), dan pertama kali dikembangkan oleh Fisikawan Robert Oppenheimer sebagai pimpinan proyek bom atom. Sebelum mengebom Jepang, tanggal 16 Juli 1945, Amerika Serikat menguji bom atom di Trinity Site (New Mexico). Tanggal 6 Agustus 1945 bom atom uranium dijatuhkan di Hiroshima dan bom atom plutonium di Nagasaki (9 Agustus). Kedua bom tersebut menewaskan lebih 120.000 orang dalam waktu seketika.

Barulah setelah tahun 1950-an, energi nuklir digunakan untuk tujuan sipil yakni sebagai pembangkit tenaga listrik Berbagai negara yang menguasi teknologi mulai memanfaatkan energi nuklir secara besar-besaran. Hal ini dikarenakan efisiensi dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) cukup tinggi terutama dengan massa kecil (‘bahan bakar’) dapat menghasilkan energi besar. Dan hingga saat ini, energi nuklir menyumbang 16% dari total kebutuhan energi listrik dunia yang hanya tersebar di 30 negara.


Berikut daftar 30 negara pengguna energi nuklir yang saya olah dari situs World Nucler Association (WNA) :
No Negara Jumlah Reaktor Nuklir % PLTN
Jumlah MW
1 Amerika S 104 101,119 19%
2 Prancis 59 63,473 77%
3 Jepang 53 46,236 28%
4 Rusia 31 21,743 16%
5 Jerman 17 20,339 26%
6 Korea Selatan 20 17,716 35%
7 Ukraina 15 13,168 48%
8 Kanada 18 12,652 15%
9 Inggris 19 11,035 15%
10 Swedia 10 9,016 46%
11 China 11 8,587 2%
12 Spanyol 8 7,448 17%
13 Belgia 7 5,728 54%
14 India 17 3,779 3%
15 Rep. Czech 6 3,472 30%
16 Switzerland 5 3,220 43%
17 Finlandia 4 2,696 29%
18 Bulgaria 2 1,906 32%
19 Brazil 2 1,901 3%
20 Afrika Selatan 2 1,842 6%
21 Hungaria 4 1,826 37%
22 Slovakia 4 1,688 54%
23 Meksiko 2 1,310 5%
24 Romania 2 1,310 13%
25 Lithuania 1 1,185 64%
26 Argentina 2 935 6%
27 Slovenia 1 696 42%
28 Belanda 1 485 4%
29 Pakistan 2 400 2%
30 Armenia 1 376 44%

Dari daftar/tabel di atas (dan data (WNA)) , dapat disimpulkan fakta-fakta menarik yakni:
  • Amerika Serikat merupakan negara dengan total pembangkit energi nuklir terbesar di dunia yakni 104 unit reaktor nuklir dengan daya 101 ribu megawatt. 104 unit reaktor nuklir Amerika menyumbang sekitar 5% dari total produksi energi listrik dunia yakni mencapai 806,6 miliar Kwh pada tahun 2007.
  • Prancis merupakan negara dengan persentase penggunaan energi nuklir terbesar untuk kebutuhan listrik rakyatnya yakni mencapai 77%. Pada tahun 2007, 59 reaktor nuklir Prancis menghasilkan 420 miliar Kwh atau sekitar 2.6% energi listrik dunia.
  • Jepang merupakan negara pengguna sekaligus pemilik reaktor nuklir terbesar di Asia meskipun struktur geologi negaranya rawan gempa. Jepang memiliki 53 unit reaktor nuklir jauh diatas Rusia yang hanya memiliki 31 reaktor nuklir.
  • Hanya ada 3 negara yang mengantungkan kebutuhan listrik terbesarnya dari nuklir [mencapai 50% lebih) yakni Prancis (77%), Lithuania (64%), Slovakia (54%) dan Ukraina (48%).
  • Penggunaan energi nuklir untuk pembangkit masih didominasi negara Eropa + Amerika Utara dan negara-negara yang maju yang relatif maju dalam teknologi nuklir.
  • Pakistan dan India menjadi negara Asia yang relatif "miskin" (negara berkembang) secara ekonomi, namun mampu memiliki reaktor nuklir untuk pembangkit listrik.

Energi Nuklir dan Tantangannya

Pembangkit reaktor nuklir merupakan metode memanfaatkan energi dari hasil radioaktivitas dari atom berat . Atom berat adalah atom dengan nomor atom (Ar) dan massa (Mr) besar dimana perbandingan antara nomor massa terhadap nomor atom jauh diatas 2 atau jumlah neutron jauh lebih banyak dari jumlah proton dalam inti atomnya. Reaktor nuklir umumnya menggunakan reaksi fisi atom (ada juga metode reaksi fusi). Reaksi fisi muncul ketika sebuah energi ataupun partikel (sinar gamma, partikel alfa, partikel elektron) menembak sebuah inti atom radioaktif seperti Uranium-235 atau Plutonium (nomor massa/nomor atom relatif besar) sehingga inti atom tersebut membelah menjadi atom bermassa lebih ringan (Nomor massa/nomor atom lebih kecil). Secara alami, reaksi ini akan menyebabkan reaksi berantai tanpa terkendali dan menghasilkan energi yang sangat besar dalam waktu beberapa detik saja.

Jika reaksi fisi atom ini dikendalikan, maka energi yang dihasilkan dalam bentuk panas yang teratur digunakan untuk memanas air dan sekaligus menghasilkan uap air bertekanan tinggi. Uap air bertekanan tinggi inilah yang mampu menggerakan turbin pembangkit listrik. Turbin yang berputar menggerakan kumparan generator (kumparan+magnet) yang menghasilan induksi elektromagnetik (atau tegangan listrik). Listrik inilah yang kemudian diatur nilai arus, tegangan, frekuensi dan distribusi daya yang kemudian didistribusikan ke masyarakat.

Membangun sekaligus memiliki reaktor nuklir sebagai pembangkit listrik bukanlah hal yang mudah, namun bukan pula sesuatu yang tidak mungkin. Istilahnya “tidak ada hal yang tidak mungkin dilakukan selama batas kewajaran”. Kejadian ledakan reaktor nuklir Chernobyl Uni Soviet menjadi momok perkembangan industri nuklir dunia. Sehingga muncul stereotife bahwa hanya negara yang kaya dan majulah yang dapat dan boleh memiliki energi nuklir. Negara-negara berkembang dan miskin diharapkan menggantungkan sepenuhnya energi listrik dari bahan bakar fosil. Sedangkan negara-negara Barat berusaha lepas dari ketergantungan energi fosil yakni minyak bumi dan batubara. Sebagian besar negara-negara Eropa menggunakan energi alternatif sebagai pembangkit listrik, baik dari angin, air, matahari, hingga nuklir.

Tidak bisa dipungkiri bawha setiap teknologi yang digunakan menghasilkan masalah tersendiri disamping manfaatnya bagi manusia, begitu juga teknologi nuklir. Limbah nuklir sangatlah berbahaya dan dibutuhkan biaya yang relatif sangat mahal untuk mengolahnya sebelum dibuang ke alam. Disamping itu, biaya investasi untuk sebuah reaktor nuklir sangatlah mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara, diesel maupun teknologi panas bumi, air (PLTA) ataupun angin. Dan apabila terjadi kebocoran bahkan ledakan reaktor nuklir, maka bisa dibayangkan berapa korban yang akan ditimbulkan. Belum lagiradiasi yang dihasilkanpun akan terus dipancarkan hingga belasan bahkan puluhan tahun bagi penduduk apabila reaktor bocor.

Perkembangan Energi Nuklir

Disaat ini, semua tantangan dan potensi marabahaya reaktor nuklir tentu dapat diprediksi dengan sistem pengamanan berlapis (bukan hanya ganda). Dengan menggunakan teknologi mutakhir (seperti 3G) dan pembangunan dengan super security, maka berbagai kemungkinan bencana nuklir dapat dicegah selama sumber daya manusia dan alat kontrol ler terus dipantau dan dimaintenance. Apalagi dengan menipisnya cadangan minyak bumi di alam, maka penggunaan energi nuklir secara besar-besaran telah dan akan dikembangkan oleh beberapa negara. Berikut daftar negara-negara yang akan memiliki daya pembangkit listrik yang besar (Sumber: WNA)

Kesimpulan daftar/tabel 2 (lihat : http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/22/30-negara-pengguna-nuklir-terbesar-dunia/):
  1. China menjadi negara dengan pertumbuhan reaktor nuklir terbesar didunia yakni mencapai 100% jumlah unit reaktor dengan peningkatan hingga 128% daya PLTN yakni dari 8500 MW menjadi 19500 MW.
  2. Iran menjadi negara ke-31 pemilik pembangkit listrik tenaga nuklir di dunia. PLTN milik Iran dikecam oleh Amerika dan negara-negara sekutunya.
  3. China, India, Argentina, Slovakia, Finlandia, dan Pakistan akan meningkatkan kapasitas PLTN-nya dalam 1 dekade ke depan minimal 50%.
Pertanyaannya bagaimana dengan Indonesia? Siap dan mampu kah putra-putri Indonesia memiliki dan sekaligus menggunakan energi nuklir dengan aman dan berwibawa?
Btw, untunglah 16% sumber energi listrik berasal dari energi nuklir, coba kalau tidak ada sumber energi nuklir dan harus menggunakan energi fosil, bisa dibayangkan berapa harga minyak saat ini?Mari kita kaji dan pikirkan bersama.
Posted by Unknown On 09.02.00 No comments

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube