Minggu, 22 Mei 2011


Mikroprosesor
http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroprosesor

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/44/Intel_core_i7_940_top_R7309478_wp.jpg/220px-Intel_core_i7_940_top_R7309478_wp.jpg
http://bits.wikimedia.org/skins-1.17/common/images/magnify-clip.png
Mikroprosesor Intel tipe Core i7 keluaran tahun 2008
Sebuah mikroprosesor (sering dituliskan: µP atau uP) adalah sebuah central processing unit (CPU) elektronik komputer yang terbuat dari transistor mini dan sirkuit lainnya di atas sebuah sirkuit terintegrasi semikonduktor.
Sebelum berkembangnya mikroprosesor, CPU elektronik terbuat dari sirkuit terintegrasi TTL terpisah; sebelumnya, transistor individual; sebelumnya lagi, dari tabung vakum. Bahkan telah ada desain untuk mesin komputer sederhana atas dasar bagian mekanik seperti gear, shaft, lever, Tinkertoy, dll.
Evolusi dari mikroprosesor telah diketahui mengikuti Hukum Moore yang merupakan peningkatan performa dari tahun ke tahun. Teori ini merumuskan bahwa daya penghitungan akan berlipat ganda setiap 18 bulan, sebuah proses yang benar terjadi sejak awal 1970-an; sebuah kejutan bagi orang-orang yang berhubungan. Dari awal sebagai driver dalam kalkulator, perkembangan kekuatan telah menuju ke dominasi mikroprosesor di berbagai jenis komputer; setiap sistem dari mainframe terbesar sampai ke komputer pegang terkecil sekarang menggunakan mikroprosesor sebagai pusatnya.
Karakteristik Mikroprosesor
Berikut adalah karakteristik penting dari mikroprosesor :
  1. Ukuran bus data internal (internal data bus size): Jumlah saluran yang terdapat dalam mikroprosesor yang menyatakan jumlah bit yang dapat ditransfer antar komponen di dalam mikroprosesor.
  2. Ukuran bus data eksternal (external data bus size): Jumlah saluran yang digunakan untuk transfer data antar komponen antara mikroprosesor dan komponen-komponen di luar mikroprosesor.
  3. Ukuran alamat memori (memory address size): Jumlah alamat memori yang dapat dialamati oleh mikroprosesor secara langsung.
  4. Kecepatan clock (clock speed): Rate atau kecepatan clock untuk menuntun kerja mikroprosesor.
  5. Fitur-fitur spesial (special features): Fitur khusus untuk mendukung aplikasi tertentu seperti fasilitas pemrosesan floating point, multimedia dan sebagainya.

Memory contoller
http://en.wikipedia.org/wiki/Memory_controller
Memory controller adalah rangkaian digital yang mengelola aliran data yang akan ke dan dari memori utama. Hal ini dapat sebuah chip terpisah atau diintegrasikan ke dalam chip lain, seperti pada mati mikroprosesor. Ini juga disebut Chip Memory Controller (PKS). [1]

Komputer menggunakan mikroprosesor Intel secara tradisional memiliki memory controller diimplementasikan pada Northbridge motherboard mereka, tapi banyak modern mikroprosesor, seperti DEC / Compaq Alpha 21364, AMD Athlon 64 dan Opteron prosesor, POWER5 IBM, Sun Microsystems's UltraSPARC T1, dan baru-baru ini Intel Core i7 memiliki integrated memory controller (IMC) pada mikroprosesor mati untuk mengurangi latency memori. Sementara ini memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja sistem, terkunci mikroprosesor untuk jenis tertentu (atau jenis) dari memori, memaksa desain ulang dalam rangka untuk mendukung teknologi memori baru. Ketika DDR2 SDRAM diperkenalkan, AMD merilis Athlon 64 CPU baru. Model-model baru, dengan controller DDR2, gunakan soket fisik yang berbeda (dikenal sebagai Socket AM2), sehingga mereka hanya akan cocok di motherboard yang dirancang untuk jenis RAM baru. Bila memory controller tidak on-die, CPU yang sama dapat diinstal pada sebuah motherboard baru, dengan Northbridge diperbarui.

Pengintegrasian controller memori ke mikroprosesor mati bukanlah konsep baru. Beberapa mikroprosesor pada 1990-an seperti DEC Alpha 21066 dan HP PA-7300LC memiliki kontroler memori terintegrasi, tetapi bukan untuk keuntungan performa, ini dilaksanakan untuk mengurangi biaya sistem dengan menghilangkan kebutuhan untuk kontroler memori eksternal.
Isi
[Hide]

    * 1 Tujuan
    * 2 Double data rate memori
    * 3 Dual-channel memory
    * 4 Fully buffer memori
    * 5 Referensi
    * 6 Lihat juga
    * 7 Eksternal referensi

[Sunting] Tujuan

Memory controller mengandung logika yang diperlukan untuk membaca dan menulis ke DRAM, dan untuk "refresh" DRAM dengan mengirimkan arus melalui seluruh perangkat. Tanpa menyegarkan konstan, DRAM akan kehilangan data tertulis untuk itu sebagai kebocoran kapasitor muatan mereka dalam sepersekian detik (tidak kurang dari 64 milidetik sesuai dengan standar JEDEC).

Membaca dan menulis untuk DRAM dilakukan dengan memilih data baris dan kolom alamat DRAM sebagai masukan untuk rangkaian multiplexer, di mana demultiplexer pada DRAM menggunakan masukan dikonversi untuk memilih lokasi memori yang benar dan mengembalikan data, yang kemudian lulus kembali melalui multiplexer untuk mengkonsolidasikan data untuk mengurangi lebar bus yang diperlukan untuk operasi.

Bus lebar adalah jumlah garis paralel yang tersedia untuk berkomunikasi dengan sel memori. Memori pengendali 'bis lebar berkisar dari 8-bit dalam sistem sebelumnya, untuk 512-bit dalam sistem yang lebih rumit dan kartu video (biasanya diimplementasikan sebagai pengendali empat 64-bit memory simultan beroperasi secara paralel, meskipun beberapa dirancang untuk beroperasi dalam "modus geng "di mana dua pengendali memori 64-bit dapat digunakan untuk mengakses perangkat memori 128-bit).
[Sunting] Double memori data rate

Double Data Rate DDR controller memori digunakan untuk menggerakkan DDR SDRAM, dimana data ditransfer pada akses naik dan turunnya clock memori sistem. kontroler memori DDR secara signifikan lebih rumit dari Single Data Rate controller, tapi memungkinkan untuk dua kali data yang akan ditransfer tanpa meningkatkan laju jam atau meningkatkan lebar bus ke sel memori.
[Sunting] memori Dual-channel

Dual Channel memory controller memori controller di mana perangkat DRAM dipisahkan pada dua bis yang berbeda untuk memungkinkan dua kontroler memori untuk mengaksesnya secara paralel. Ini menggandakan jumlah teoritis bandwidth bus. Secara teori, lebih banyak saluran dapat dibangun (saluran untuk setiap sel DRAM akan menjadi solusi ideal), namun karena kawat menghitung, kapasitansi baris, dan kebutuhan untuk jalur akses sejajar dengan memiliki panjang sama, lebih banyak saluran sangat sulit untuk menambahkan .
[Sunting] buffer memori Penuh

sistem memori penuh buffer tempat perangkat buffer memori pada setiap modul memori (disebut FB-DIMM ketika Fully Buffered RAM digunakan), yang tidak seperti perangkat memory controller tradisional, menggunakan link data serial ke memory controller bukan link paralel yang digunakan dalam sebelumnya RAM desain. Hal ini mengurangi jumlah kabel yang diperlukan untuk menempatkan perangkat memori pada motherboard (memungkinkan untuk sejumlah kecil lapisan yang akan digunakan, yang berarti lebih banyak memori perangkat dapat ditempatkan pada papan tunggal), dengan mengorbankan meningkatkan latency (waktu diperlukan untuk mengakses lokasi memori). Peningkatan ini disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk mengkonversi informasi yang paralel dibaca dari sel DRAM ke format serial yang digunakan oleh controller FB-DIMM, dan kembali ke bentuk paralel dalam memory controller pada motherboard. Secara teori, memori perangkat buffer's FB-DIMM dapat dibangun untuk mengakses setiap sel DRAM, memungkinkan untuk desain sel memori memory controller agnostik, tetapi hal ini belum terbukti, sebagai teknologi yang dalam masa pertumbuhan.
[Sunting] Referensi

   1. ^ Comptia A + Certification Exam Guide, Edisi Ketujuh, oleh Mike Meyers, dalam daftar kata, bagian bawah halaman 1278: "Chip yang menangani permintaan memori dari CPU."

[Sunting] Lihat pula

    * Memori scrubbing

[Sunting] Referensi Eksternal

    * Memilih Memory Controller untuk DSP Systems A how-to artikel tentang evaluasi pengendali memori dengan menggunakan alat prototipe VisualSim virtual.


Input output unit
http://id.wikipedia.org/wiki/I/O
Unit Input/Output (I/O) adalah bagian dari sistem mikroprosesor yang digunakan oleh mikroprosesor itu untuk berhubungan dengan dunia luar.
Unit input adalah unit luar yang digunakan untuk memasukkan data dari luar ke dalam mikroprosesor ini, contohnya data yang berasal dari keyboard atau mouse. Sementara unit output biasanya digunakan untuk menampilkan data, atau dengan kata lain untuk menangkap data yang dikirimkan oleh mikroprosesor, contohnya data yang akan ditampilkan pada layar monitor atau printer.
http://ilmukomputer.org/searchresult.php?cx=partner-pub-4564255532858707%3Acv5qtw-m4m3&cof=FORID%3A10&ie=ISO-8859-1&q=input+output+unit&sa=Search&siteurl=ilmukomputer.org%2F2011%2F03%2F02%2Fgerbang-logika-digital-4%2F#1287
Bagian input (masukan) dan juga keluaran (output) ini juga memerlukan sinyal kontrol, antara lain untuk baca I/O (Input/Ouput Read [IOR]) dan untuk tulis I/O (Input/Output Write [IOW]).
1.      Alat masukan (Input Device)
Alat masukan (input device), adalah alat yang digunakan untuk menerima masukan yangg dapat berupa masukan data ataupun masukan program. Beberapa alat masukan mempunyai fungsi ganda, yaitu, sebagai alat masukan dan sekaligus sebagai alat keluaran (ouput) untuk menampilkan hasil. Alat I/O demikian disebut terminal
Alat masukan dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan yaitu :
1.      Keyboard
Merupakan alat input yang paling umum dan banyak digunakan. Beberapa alat input yang menggunakan keyboard untuk memasukkan input adalah :
·         Visual display terminal (VDT) disebut juga dengan nama Visual display unit  terdiri dari keyboard dan visual display (tampilan display)
·         Financial transaction terminal, digunakan untuk transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Salah satu aplikasinya yaitu untuk Electronic Fund Transfer (EFT) dengan menggunakan ATM
·         Point of sale terminal (POS), biasanya digunakan di swalayan.
POS terminal merupakan perkembangan dari cash register yang dapat dihubungkan dengan komputer untuk tujuan pengendalian persediaan (inventory control) dan penjadwalan pemesanan kembali barang yang akan dipesan. Alat tambahan pada POS Terminal meliputi OCR Tag Reader atau  Bar code reader

2.      Pointing device. Yang termasuk dalam peralatan pointing device adalah:
·         mouse
·         touch screen, layar monitor yang akan mengaktifkan program bila layarnya disentuh dengan tangan
·         Light Pen, merupakan menyentuh layar monitor dengan pena. Posisi sentuhan di layar akan lebih tepat dan teliti
·         Digitizer Graphic Tablet, digunakan untuk membuat grafik atau gambar dengan cara menghubungkan dua buah titik di graphic tablet dengan alat yang menyerupai pen
2.      Scanner. Alat masukan scanner dapat berupa :
·         magnetic Ink character recognition (MICR), alat pembaca pengenal karakter tinta magnetik, banyak digunakan di bank-bank amerika untuk transaksi cek. Dibutuhkan tinta magnetik yg khusus supaya bisa dibaca oleh alatnya
·         Reader.
·         Optical Data reader, dapat berupa Optical Character Recognition (OCR) Reader, OCR Tag Reader (banyak dipergunakan di toko-toko serba ada untuk membaca label data barang yang dijual yang dicetak dengan bentuk (font) karakter OCR), Bar Code Reader, Optical Mark Recognition (OMR) Reader (banyak digunakan untuk penilaian test (test scoring). Jawaban dari tes yang diberikan dijawab di kertas mark sense form (dengan pensil 2B). OMR juga banyak digunakan untuk membaca hasil dari daftar pertanyaan (Questionarries), registrasi mahasiswa dsb)
3.      Sensor, Merupakan alat yang mampu secara langsung menangkap data kejadian fisik. Data analog dikumpulkan oleh alat sensor dan dimasukan ke pengubah AD/DC yang selanjutnya diproses oleh komputer. Kamera Digital  merupakan salah satu sensor yang dipakai untuk menangkap objek yg selanjutnya diproses dengan komputer. Camera Recorder (Camcorder) merupakan sensor untuk menangkap objek yang bergerak
4.      Voice recognizer, Biasa disebut Speech Recognizer yaitu alat untuk membuat komputer mengerti omongan manusia.

3.   Alat Keluaran (Output Device)
Ouput  yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 bentuk tulisan (huruf, kata, angka, karakter dan  simbol- simbol khusus), image (grafik atau gambar) maupun suara (musik atau omongan)
Alat keluaran juga dapat berbentuk
·         Hard copy device
Merupakan alat keluaran yg digunakan untuk mencetak tulisan, grafik atau gambar pada media pencetak. Alat hard copy device yang umum dipergunakan adalah  printer. Jenis-jenis printer meliputi dot matrix,  inkjet printer dan laser. Selain itu juga dikenal  Plotter, alat cetak yang mempunyai kemampuan mencetak grafik atau gambar dengan baik, biasanya menggunakan pen plotter
·         Soft Copy Device
Merupakan alat yg digunakan untuk menampilkan tulisan, image dan suara pada media soft (lunak) yg berupa sinyal elektronik. Contoh soft copy device adalah video display (monitor), flat panel display (Liquid Crystal Dispaly), dan speaker.
·         Alat Simpanan Luar
Main memory di dalam alat pemroses merupakan simpanan yg kapasitasnya tidak begitu besar dan umumnya bersifat Volatile (Volatile : informasi yg dikandungnya akan hilang bila aliran listrik terputus).
Selain itu terdapat juga Direct Access Storage Device (DASD) (Merupakan alat penyimpan pengaksesan langsung), contohnya floppy disk, harddisk, dan removable disk.

Cara memilih motherboard yang baik
http://rizky-iskandar.blogspot.com/2009/01/tips-memilih-motherboard-yang-baik.html
Carilah Motherboard yang berharga terjangkau & sesuai dengan tujuan penggunaan PC.
Yang paling penting pada saat membeli produk adalah budget dana yang tersedia. Sesuai dengan harganya Motherboard dibagi menjadi 3 segmen, yaitu : Value (terjangkau), Mainstream (menengah) & High End (kelas atas). Tentukan dulu tujuan penggunaan PC, apabila hanya digunakan untuk keperluan standar/administrasi sebaiknya gunakan tipe Value, jika untuk pemakaian home-entertainment bisa menggunakan mainstream dan seterusnya.
*
Tentukan form-design (ukuran) chassis yang ingin digunakan.
Motherboard memiliki dua ukuran, yang disebut ATX dan Micro-ATX. Ini mengacu pada chassis (casing / CPU) yang digunakan. ATX berukuran standar (Tower PC), sedangkan Micro-ATX berukuran lebih kecil (Mini Tower PC). Umumnya Motherboard Value menggunakan form-design Micro-ATX.
*
Pilihlah chipset yang tepat.
Chipset merupakan “jantung” dari Motherboard, dan sangat menentukan spesifikasi dari Motherboard yang digunakan. Motherboard terbaik selalu menggunakan chipset terbaik pula. Pilihlah chipset dengan teknologi paling akhir, agar dapat menggunakan devices & periferal terbaru. Contohnya : mendukung Processor Intel LGA775, RAM DDR/DDR2, Hard Disk Serial ATA, dsb. Produsen chipset yang umum di Indonesia antara lain : Intel, Via dan SiS.
*
Pastikan Motherboard mendukung Processor mutakhir, terutama dari Intel.
Intel merupakan “penentu” teknologi PC di dunia. Hampir semua standar PC dibuat oleh perusahaan ini, jadi sebaiknya kita menggunakan platform yang saling terkait dengan Intel, misalnya : Motherboard yang mendukung processor Intel. Selain itu produk-produk Intel biasanya juga mendukung fitur-fitur motherboard yang mutakhir seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya.
*
Fasilitas fitur terintegrasi (on-board).
Fasilitas terintegrasi adalah fitur tambahan yang telah disertakan pada Motherboard tersebut, sehingga kita tidak perlu membeli periferal tambahan. Contoh fitur terintegrasi (on-board) antara lain : Grafics Integrated (VGA Card), Audio System, LAN, USB, dsb. Dengan adanya fasilitas ini, maka kita bisa berhemat karena bisa langsung digunakan.
*
Garansi yang memadai & jaminan purna jual yang baik.
Garansi sangat penting untuk menjamin apabila suatu waktu PC kita mengalami masalah (trouble), sehingga kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk perbaikannya. Carilah merek yang betul-betul memiliki garansi riil dan dapat dipercaya. Saat ini rata-rata Motherboard memiliki garansi 1 – 3 tahun. Garansi juga terkait dengan layanan purna jual, dimana kita membeli devices tambahan atau komplain mengenai produk yang kita. Artinya penting buat kita untuk membeli Motherboard pada dealer yang cukup bonafid.
*
Ketersediaan Driver pendukung.
Driver adalah aplikasi yang berfungsi untuk “memperkenalkan” devices atau periferal yang dipasang pada Motherboard, misalnya VGA Card, Printer, CD ROM dan sebagainya. Tanpa driver, perangkat tersebut tidak dapat berjalanan atau dikenali oleh sistem PC. Pastikan Motherboard telah dilengkapi dengan CD Driver yang up-to-dated sehingga dapat mengenali perangkat terbaru.
*
Kompatibilitas sistem dengan berbagai modul card tambahan.
Kompatibilitas maksudnya adalah kesesuaian devices & periferal pada Motherboard agar semua sistem dapat bekerja dengan sesuai. Misalnya, apakah tipe RAM atau VGA Card yang kita gunakan dapat berjalan baik dengan Motherboard tersebut. Kompatibilitas merupakan poin penting, karena jika ada satu perangkat yang tidak cocok berarti PC secara keseluruhan tidak dapat digunakan. Untuk mengetahui kompatibilitas, dapat di cek pada dealer yang menjual atau membaca buku manual (guide book) yang tersedia.
*
Mencari referensi produk-produk Motherboard dari relasi atau media.
Untuk memperkuat pengetahuan sebelum membeli Motherboard, ada baiknya kita membaca referensi yang banyak tersedia di majalah komputer, buku atau internet. Kita juga dapat bertanya kepada relasi yang sudah ahli. Sekarang ini banyak tersedia resource informasi mengenai arsitektur PC apabila kita membutuhkannya. Dengan pengetahuan yang memadai akan mengurangi resiko salah beli atau harga yang terlampau mahal.
*
Kelengkapan Motherboard.
Terakhir yang tak kalah penting adalah kelengkapan pada Motherboard. Ketika membeli suatu Motherboard box-packaged haruslah menyertakan CD Driver, Buku Manual (Guide Book), Kabel ATA/SATA/Floppy dan Back-panel (berfungsi untuk pelapis bagian belakang casing sebagai tempat konektor). Item diatas minimal harus ada, karena kita tidak dapat merakit PC tanpanya.


Jika anda masih bingung untuk memilih Motherboard yang tepat & cocok, dibawah ini ada panduan & rekomendasinya:

1. High End Motherboard : Intel D975XLKBKR.
2. Mainstream Motherboard : Intel D965GCLL, D946GZISSL, D965LTCK, D945PLNLR
3. Value Motherboard (Intel) : Intel D102GGC2L, D865GSAL
4. Value Motherboard (Next) : NextBoard N-P4M800C2D, N-865GV-H

Cara membuat prosesor tidak cepat panas
http://edikson.multiply.com/journal/item/19
Diposting oleh Edikson pada Nov 3, '07 3:17 AM untuk semuanya
Pada topik kali ini akan membahas masalah processor yang cepat panas. Pernah sebuah pengalaman saya menemukan sebuah komputer yang suhu atau temperatur processor ± 95o Celcius (kalau suhu setinggi ini bisa masak air kali ya…..) Kalau processor dioperasikan terus pada suhu ini maka akan beresiko tinggi terhadap kerusakan permanen pada processor. Cara mengatasi yang paling gampang mungkin adalah memadamkan komputer untuk beberapa saat sebelum di aktifkan kembali. Setelah itu terpikir untuk mengganti casing yang lebih gede, fan tambahan, atau mengganti heatsink processor ? namun solusi semacam ini memerlukan BIAYA yang tidak murah. Cara HEMAT yang harus ditempuh hanya cukup mengutak atik sedikit beberapa bagian, suhu Processor yang anda pakai bisa diturunkan.

1. Memberikan Thermal Grease
Sebenarnya permukan heatsink dan processor yang saling bersentuhan tidak saling terhubung dengan sempurna lantaran kedua permukaan tersebut tidak benar benar rata, sehingga terdapat celah udara diantara kedua permukaan tersebut. Adanya celah udara ini akan mengurangi proses penurunan panas dari processor ke heatsink. Maka dari itu penggunaan thermal grease (Pasta Pendingin Processor) dapat menutup celah udara tersebut dengan demikian panas dari processor bisa diteruskan dengan sempurna. Lamuri Processor dengan Thermal Grease sebelum ditutup dengan heatsink…

2. Pasang Heatsink dengan Benar
Letakkan heatsink diatas processor, kemudian kunci dengan kait pengunci secara benar. Untuk memeriksa adanya celah udara diantara heatsink dengan processor bisa dengan cara menekan sedikit ujung heatsink. Bila terjadi perlawanan gaya berarti didalamnya ada celah udara.

3. Merapikan Kabel-kabel
Sirkulasi udara Casing mengalir dari depan ke belakang. Panas yang dibuang dari heatsink di sapu oleh aliran udara ini tidak dapat mengalir sempurna apabila didalam casing dihalangi oleh kabel yang semrawut. Untuk itu ikat kabel-kabel tersebut dengan rapi menggunakan kabel Tis, dan pastikan kabel tidak berada diatas heatsink atau bersentuhan dengan kipas pendingin processor dan casing

4. Meletakkan casing
Usahakan lubang ventilasi casing tidak terhalang oleh benda apapun, lingkungan sekitar casing sebaiknya dalam keadaan bersih. Suhu sekitar casing juga mempengaruhi panas pada processor, letakkan casing ditempat yang sejuk dan memiliki aliran udara yang memadai. Jangan meletakkan casing sangat dekan dengan dingin !!! Jarak terdekat dengan dinding tembok paling baik adalah sampai hilangnya hembusan angin dari Fan.

5. Menjaga Kebersihan komponen CPU
Bersihkanlah debu atau kotoran dari dalam CPU anda secara berkala dengan menggunakan kuas lembut atau dengan hembusan angin yang kuat (Air Compressor). Debu dan Kotoran harus dihilangkan karena dapat menghambat aliran udara pada lubang-lubang sirkulasi. Debu dan kotoran juga dapat masuk kedalam Fan/kipas hingga menyebabkan putaran fan semakin lambat.

Troubleshooting Motherboard
http://www.scribd.com/doc/11519099/Troubleshooting-Komputer-Motherboard
Kalau prosesor dianggap sebagai “otak” komputer, maka motherboard boleh dianggap
merupakan “jantung” kehidupan di PC. Sebagai komponen yang menyandang “beban berat”
kerusakan sedikit saja bisa membikin PC tersengal-sengal.
Pada komputer generasi awal, komponen seperti prosesor dan Ram langsung dilekatkan pada
motherboard tanpa bisa diganti-ganti atau ditambah lagi. Model semcam ini dinamakan
backplane. Desain baru yang bersifat modular memungkinkan penggantian beberapa
komponen yang melekat pada motherboard secara mudah, sekaligus memberikan keleluasaan
tersedianya peluang-peluang peningkatan teknologi PC itu sendiri.
Namun, kemudahan senantiasa mengandeng resiko. Begitu pula dengan motherboard. Sejak
motherboard dijadikan “sasaran tembak” utama untuk menghasilkan PC yang optimal, kita
dihadapkan pada keruwetan-keruwetan yang semakin besar. Mari tunjuk beberapa contoh.
Peningkatan kebutuhan prosesor yang bertenaga membuat desain motherboard harus mengikuti tuntutan perkembangan prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat
membutuhkan desain motherboard terus berubah. Perkembangan-perkembangn terbaru
seperti teknologi Fire Ware, USB 2.0, RAID System, Smart Card, Secure Digital, wireless,
semuanya berkumpul pada lahan yang sama : motherboard.
Meski untuk saat ini belum semua teknologi tersebut populer, namun untuk memberi daya
tarik suatu produk motherboard para produsen pun tak kurang akal. Mereka beramai-ramai
menyediakan ruang upgrade itu, tanpa harus menyertakannya ketika ia diproduksi secara
massal, untuk tetap membuatnya tetap ekonomis.
Beragamnya tipe chipset pada motherboard yang menjadi tolak ukur dukungan teknis juga
kian membuat para pengguna dipusingkan untuk memilih mana yang terbaik. Belum lagi
selesai dengan masalah yang satu ini, kita juga dihadapkan dengan berbagai kekhawatiran,
bagaimana mengatasi persoalan bilaman terjadi motherboard sebagai jantung PC, masalah
sedikit saja bisa membuat PC termehek-mehek.
Justru dengan banyaknya pilihan tersebut, kunci pertama supaya kita tetap tidak tersesat
delam belantara adalah memahami seni arsitektur mother board, dan membekali diri dengan
kemampuan praktis yang mumpuni. Berikut ini langkah-langkahnya.
Repair or Replace
Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada
sebuah motherboard. Sementara, langkah penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya
dukung teknologi motherboard ataupun kemampuan ekonomi Anda dalam membelanjakan
barang-barang komputer. Masalahnya adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih
terhitung baru, sementara kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan
keluarnya ? ikuti dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru.
Back to Basics !
· Periksa semua konektor. Tentu saja, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak
ada satu konektor pun yang terlepas atau tidak tertancap dengan benar.
· Periksa semua komponen yang melekat. Ini penting untuk memdeteksi, apakah pemasangan
prosesor, RAM, VGA Card sudah benar atau belum. Juga untuk memastikan bahwa secara
fisik IC-IC di dalam motherboard tidak mengalami kerusakan atau terlepas.
· Periksa sumber listrik yang masuk melalui power suplay. Untuk memastikannya, periksa
dulu suplai listrik dari jala listrik, lalu periksalah output listrik pada kabel-kabel power suplay
dengan menggunakan multimeter. Pastikan bahwa output tiap kabel sudah sesuai dengan
yang direkomendasikan pada buku manual.
· Periksa, adakah barang-barang asing yang menggangu jalur motherboard. Kabel, sekrup,
kotoran, juga debu bisa mempengaruhi nafas kehidupan motherboard. Gangguan semacam
ini, selain membuat lalu lintas data terganggu, bila posisinya strategis bisa menimbulkan
hubungan pendek alias konslet.
· Periksa jumper-jumper, DIP switch, atau pin-pin pengatur setiap fitur dengan teliti dan
benar. Pastikan bahwa Anda mengacu pada buku manual jangan menggunakan ilmu hafalan.
Setting yang salah bisa membuat motherboard Anda tak mau hidup.
· Periksa bagian-bagian motherboard yang melekat pada casing. Hubungan pendek akibat
penguncian tanpa isolator antara casing, sekrup pengunci dengan motherboard akan membuat
listrik terhenti setiap kali tombol power ditekan.
Sistem PC tidak menyala ketika kartu grafis onboard diganti dengan VGA Card
Masalah semacam ini sering terjadi ketika pengguna hendak melakukan upgrade kartu grafis
pada motherboard yang memiliki VGA add on yang terpasang. Namum, pada sebagian
motherboard, Anda harus melakukan pergantian setting secara manual. Sebenarnya ini tidak
akan terjadi kalau Anda tahu tips dan triknya. Biasanya masalah akan terjadi ketika kartu
grafis add on ditancapkan dan Anda melakukan booting untuk pertama kalinya. Sistem
kemudian tidak menyala sama sekali. Bahkan tidak mengeluarkan bunyi beep sama sekali.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan kembali VGA onboard Anda.
Ketika Sudah masuk sistem Windows, lakukan uninstall driver VGA onboard yang Anda
pakai. Setelah itu, lakukan restart kembali sistem Anda untuk kemudian masuk pada menu
BIOS. Pada menu ini, Anda harus mematikan atau mend-disable fitur VGA onboard. Setelah
mematikan fungsi ini keluarlah dari BIOS dan matikan sistem.
Langkah selanjutnya adalah pasang kartu grafis add on Anda pada slot AGP atau slot PCI
sesuai dengan tipe kartu grafis yang hendak Anda pakai. Setelah tertancap dengan benar pada
slot yang sesuai, nyalakan kembali sistem Anda. Sistem akan kembali menyala dengan kartu
grafis add on sebagai kartu grafis utama. Jangan lupa untuk menginstall driver terbaru yang
sesuai dengan kartu grafis tersebut.
Sistem tidak bekerja ketika prosesor diganti
Kejadian ini amat sering terjadi ketika Anda hendak melakukan upgrade atau downgrade
dengan menggunakan prosesor yang memiliki front side bus yang berbeda. Misalnya ketika
Pentium Anda ber-FSB 533 MHz Anda ganti dengan yang ber-FSB 400 MHz, sementara
BIOS Anda masih men-setting sistem bekerja pada FSB 533 MHZ.
Agar sistem mau bekerja kembali, ada dua cara yang bisa ditempuh. Cara pertama adalah
masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB yang dipakai dari 133 MHZ manjadi 100 MHz. Ini
dengan catatan kalau sistem motherboard dan prosesor Anda masih bisa mentolerir
penggunaan FSB yang jauh lebih tinggi dibanding yang dipakai.
Cara lain adalah melakukan clear CMOS. Apabila langkah ini sudah dilakukan. Masuklah ke
menu BIOS Anda dan pastikan FSB yang dipakai sudah sesuai dengan FSB yang bekerja
pada prosesor Anda. Langkah ini dijamin manjur untuk mengatasi masalah yang semacam
ini.
Sistem tidak bekerja ketika modul memori DDR diganti
Ada beberapa kemungkinan maslah yang mungkin jadi penyebab mangapa masalah semacam
ini terjadi. Pertama adalah kompatibilitas motherboard yang dipakai terhadap memori baru
yang dipasang. Penyebabnya ada dua, yaitu masalah chip memori yang digunakan atau
maslah tipe memori yang dipakai. Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip
yangh dipakai. Apabila tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori
yang berakibat pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak
mau dipsangi memori tipe single side atau double side. Sekali lagi ini masalah kompatibilitas
motherboard terhadap memori yang dipasang. Apabila masalahnya adalah chip memori,
update BIOS terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu.
Kemungkinan kedua adalah tipe memori yang dipasang memiliki CAS latency yang lebih
rendah ketimbang CAS latency memori sebelumnya, sementara pada BIOS latency masih di-
setting pada CAS-2. cara satu-satunya adalah dengan melakukan reset atau clear BIOS.
Setelah itu masuklah pada menu BIOS yang mengatur latency yang bekerja pada memori dan
ubah sesuai dengan kemampuan memorinya. Yang paling aman adalah dengan mengubah
latency yang bekerja pada CL-2,5.
Sistem tidak bekerja meski semua power sudah terpasang
Bisa jadi masalah ini muncul lantaran beberapa penyebab. Pertama periksa apakah ada aliran
listrik yang masuk pada motherboard. Ini penting untuk memastikan adakah aliran listrik
yang mengalir pada motherboard. Pada sebagian besar motherboard, indikasi adanya arus
listrik yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala. Kalau lampu ini tidak
menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang mengalir.
Kedua, kemungkinan power suplay yang tidak terlalu bagus alias tidak memiliki tenaga yang sesuai. Cara satu-satunya adalah menganti power suplay yang Anda punya dengan yang lebih
bagus.
Penyebab ketiga yang mungkin adalah tidak terpasangnya kartu grafis dengan benar. Ini
memang biasa terjadi kalau Anda sembrono memasang kartu grafis add on. Untuk
mengatasinya, Anda bisa memperbaiki posisi pemasangan. Usahakan agar posisinya tegak
lurus terhadap motherboard.
Penyebab keempat yang sering tidak terbayang adalah rusaknya tombol power atau
koneksinya yang menghubungkan front panel dengan tombol power pada casing depan. Ini
menyebabkan Anda tidak dapat menyalakan sistem meski semua terpasang dengan benar.
Sistem tiba-tiba hang ketika di overclock
Ada beberapa penyebab untuk masalah ini. Penyebab pertama ada pada beberapa komponen
yang membutuhkan frekuensi kerja yang lebih tinggi. Ini misalnya terjadi untuk AGP ataupun
PCI yang terpasang. Untuk melakukan ini, Anda bisa masuk ke BIOS dan menaikkan
frekuensi kerjanya. Ini pun dengan catatan apabila motherboard yang Anda pakai memang
mendukung.
Penyebab kedua adalah kurangnya tegangan yang dipakai. Untuk itu, Anda juga bisa masuk
ke menu BIOS dan melakukan penaikan tegangan, baik pada prosesor atau memori. Tapi cara
ini riskan kaerena sangat tergantung pada kemampuan dan daya tahan motherboard, prosesor,
memori, ataupun kartu grafis yang dipasang. Ini kareena kenaikan tegangan akan
mempengaruhi kerja dari beberapa periferal yang terpasang.
Sistem tidak bekerja karena hardisk tidak terdeteksi
Masalah ini sering sekali muncul pada beberapa motherboard. Kesalahan sendiri terjadi
bukan pada motherboard-nya, tetapi pada kabel data yang Anda gunakan. Kesalah ini
biasanya muncul karena Anda menggunakan port secondary dan bukan port primary
meskipun Anda tidak menggunakannya buat CD-ROM atau drive lain. Pada beberapa sistem,
motherboard tidak akan mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Solusi
yang bisa dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk sementar
secondary untuk CD-ROM drive atau yang lain.
Sistem tidak bekerja ketika kabel fan CPU tidak dipasang
Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard yang memiliki tingkat keamanan yang cukup
bak. Pada mother board yang demikian, sistem tidak akan mau bekerja kalau kabel fan tidak
terpasang pada pin yang sesuai yaitu pun CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan
bekerja untuk melindungi prosesor dari panas berlebihan. Nah, kalau Anda tidak memasang
kabel fan pada pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin, otomatis
sistem tidak akan bekerja. Langkah satu-satunya yang diambil adalah memasang kabel fan
CPU pada pin yang sesuai.
Ketika booting sistem nyatakan disk fail
Masalah ini muncul kalau Anda tidak memiliki floppy drive sementara pada BIOS fitur ini
masih difungsikan. Cara satu-satunya adalah masuk ke menu BIOS dan matikan fitur yang
satu ini.
Sistem tidak bekerja ketiga primary graphic adapter diganti
Ini biasa terjadi pada motherboard yang memiliki fitur VGA onboard. Ketika akan diganti
dengan kartu grafis add on, baik yang berebasis PCI ataupun AGP. Ketika setting yang
dipasang tidak sesuai dengan kondisi nyata, sistem tidak akan mampu melakukan booting.
Satu-satunya langkah yang bisa diambil adalah dengan melakukan clear CMOS atau bahkan mencabut baterai CMOS kalau jumper untuk melakukan clear CMOS tidak ada. Ini untuk
memaksa motherboard kembali pada posisi default. Setelah booting dapat dilakukan, masuk
pada menu BIOS dan ubah setting primary graphic adapter sesuai dengan jenis kartu grafis
yang dipasang. Apabila Anda memasang kartu grafis berbasis AGP, setting fitur ini pada AGP
add on.
BIOS yang terkunci Password
Password BIOS biasanya digunakan user untuk melindungi setting BIOS pada komputer. Dan
bila Anda ingin mereset password pada BIOS tidak terlalu susah untuk mengkoneksikan
bateray CMOS nya, dengan sedikit trik pada Dos, Anda bisa mereset BIOS tersebut.
Pertama keluarlah dari Windows atau me-reboot komputer, jalankan komputer pada MS-DOS
mode, gunakan pilihan “ Command prompt only”
Pada C:\> prompt, ketik :
DEBUG
Tekan enter. Anda akan melihat tanda ( - ) pada DEBUG prompt, kemudia ketik: o 70 2e
Pada DEBUG prompt akan ditampilkan seperti –o 70 2e. Tekan enter, ketik :
o 71 ff
Tekan enter, terakhir ketik :
QTekan enter, makan Anda akan keluar dari DEBUG prompt dan kembali pada C:\> prompt
Sekarang reboot PC Anda, tekan tombol del, dan password untuk memasuki Setup BIOS pun
sudah lenyap

Posted by Unknown On 08.45.00 2 comments

2 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube